Thursday, January 22, 2015

Jangan mau kalah, Ayo move up.

JANGAN MAU KALAH TERUS, MOVE UP MY FRIEND!

Enak banget,
Kamu sedih, dia gembira.
Kamu merindukannya, dia melupakanmu
Kamu mengingat sms mesra darinya, dia sedang sms-an mesra
dengan pacar barunya.
Kamu mencoba mengingatnya, dia sedang mengingat kekasih barunya.
Kamu mencoba untuk baikan dengannya, Dia berlagak nggak butuh
Kamu berjanji nggak akan marahan lagi, dia di atas awan.
Kamu memelas, dia menang.

Terus, masih mau ngarepin dia yang udah nyakitin perasaanmu?
Masih berharap dia berubah dan baik lagi sama kamu?
Masih yakin dia bakal jadi pendamping terbaikmu?
Udah lupain aja!
Bahagailah dengan dirimu apa adanya.
Jangan memelas sama dia yang belum tentu jadi kekasih halalmu.
Lebih baik deket sama Allah yang Maha Tahu isi hatimu.
Curhat aja sama Dia yang tahu solusi terbaik untuk masalahmu
Biar Dia yang akan membalas kesabaranmu.

Biar Dia yang menyeka air matamu
Sekarang, jalani hari barumu dengan senyum keoptimisan.
Bangkit dari masa lalumu, tatap masa depanmu.
Masih banyak orang yang menyayangimu.
Lebih baik curahkan cinta dan sayangmu pada mereka.

Hingga tiba saatnya,
Saat kau sudah layak mencurahkan segenap cintamu pada kekasih halalmu.
Berikan perhatianmu, kasihmu, cintamu, juga cemburumu hanya untuk dia yang pantas untuk kau cintai.
Karena ia dan dirimu siap merenda cinta hingga ke surgaNya. Aaminn !

Sunday, January 18, 2015

Detik-detik menjelang wafatnya Rasulullah SAW

Detik-detik Menjelang Wafatnya Rasulullah S.A.W.
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata-bata memberikan
petuah:

“Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan Cinta Kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah hanya kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al-Qur’an. Barang siapa yang mencintai Sunnahku berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku,“

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya, Ustman menghela nafas panjang,
dan Ali menundukan kepalanya dalam-dalam. (sesuai dengan kepribadian para sahabat Abu Bakar yg lembut hatinya, Umar yg kuat dan pemberani, Ustman yg tabah, Ali yg cerdas)

Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba “Rasulullah akan meninggalkan kita semua” desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa.

Saudara-saudaraku, ketika malaikat maut datang ke rumah Rasulullah S.A.W., pada saat itu Rasulullah sedang bersama Fatimah, anaknya. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah
Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapkan
salam.

Kemudian terdengar pintu diketuk,
“Assalaamu’alaikum… .Bolehkah saya masuk ?” tanyanya.

Tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah.

“Siapakah itu, wahai anakku?”

“Tak tahulah aku ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Lalu Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak dikenang.

“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah Malaikat Maut,” kata Rasulullah. Fatimah pun menahan tangisnya.

Saudara-saudaraku, malaikat maut tidak akan memberikanmu tenggang waktu dan dia langsung datang untuk mengambil nyawa kita. Lihatlah bagaimana malaikat maut begitu menghormati Rasulullah S.A.W. Kemudian Rasulullah S.A.W. berkata “Dimana Jibril? Kenapa kau datang kesini tanpa Jibril?” Kemudian malaikat maut pergi dan bertanya kepada malaikat Jibril. Lihatlah betapa mulianya Rasul kita di mata Allah S.W.T. Malaikat maut belum pernah melakukan hal ini sebelumnya pada nabi manapun.

Ketika malaikat Jibril datang, dia berkata “Ya Rasulullah, ada apa sehingga kau memanggilku?” Dan Rasulullah berkata “Aku ingin tahu apa saja hak milikku terhadap Allah S.W.T.?

Malaikat Jibril berkata “Hak-mu adalah bahwa semua malaikat dan semua ciptaan Tuhan menunggumu ya Rasulullah. Mereka menunggumu dengan sabar, dan semua pintu surga terbuka untukmu Rasulullah. Kami menunggu kedatanganmu. Jadi, apa lagi yang kau menahanmu ya Rasulullah?”

Tapi itu semua ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. Kemudian Rasulullah bersabda “Aku ingin tahu apa keadaan umatku?” Subhanallah, padahal saat itu Rasulullah sedang sekarat. Dia sedang dalam saat-saat terakhir
dari hidupnya tapi dia tidak memikirkan dirinya sendiri. Dia menanyakan keadaan umatnya. Rasulullah mencintai umatnya lebih daripada mencintai dirinya sendiri.

Malaikat Jibril berkata “Aku mendengar Allah berfirman bahwa pintu Jahannam diharamkan dari para umat Rasulullah S.A.W.”

Detik-detik semakin dekat, saatnya malaikat maut melakukan tugasnya. Perlahan Ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” Lirih Rasulullah mengaduh.

Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. Ketika Rasulullah S.A.W. sedang kesakitan ketika dicabut nyawanya, malaikat Jibril berpaling. Kemudian Nabi berkata “Jibril, kenapa kau berpaling?”

Dia berkata “Ya Rasulullah, aku tidak sanggup melihatmu kesakitan, jadi aku berpaling.” Kemudian Nabi bersabda “Memang benar bahwa sakaratul maut ini begitu menyakitkan, maka dari itu aku ingin kau meminta kepada Allah S.W.T. untuk memindahkan semua rasa sakit sakaratul maut dari semua umatku mulai dari sekarang hingga ke hari kiamat.”

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.

“Peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu”

Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

“Ummatii. ummatii. ummatii.”

“Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam jannah-Ku.”

‘Aisyah ra berkata: ”Maka jatuhlah tangan Rasulullah, dan kepala beliau menjadi berat di atas dadaku, dan sungguh aku telah tahu bahwa beliau telah wafat.”

Dia berkata: ”Aku tidak tahu apa yg harus aku lakukan, tidak ada yg kuperbuat selain keluar dari kamarku menuju masjid, yg disana ada para sahabat, dan kukatakan:

”Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat.”

Maka mengalirlah tangisan di dalam masjid, karena beratnya kabar tersebut, ‘Ustman bin Affan seperti anak kecil menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan.

Adapun Umar bin Khathab berkata: ”Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah meninggal, akan kupotong kepalanya dengan pedangku, beliau hanya pergi untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa pergi untuk menemui Rabb-Nya.”

Adapun orang yg paling tegar adalah Abu Bakar, dia masuk kepada Rasulullah, memeluk beliau dan berkata: ”Wahai sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.”

Kemudian dia mencium Rasulullah dan berkata: ”Anda mulia dalam hidup dan dalam keadaan mati.”

Keluarlah Abu Bakar ra menemui orang-orang dan berkata: ”Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.”

‘Aisyah berkata: “Maka akupun keluar dan menangis, aku mencari tempat untuk menyendiri dan aku menangis sendiri.”

Inna lillahi wainna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmat Allah manusia yang paling mulia, manusia yang paling kita cintai pada waktu dhuha ketika memanas di hari Senin 12 Rabiul Awal 11 H tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari. Shalawat dan salam selalu tercurah untuk Nabi tercinta Rasulullah.

Allahumma shali'alla sayyidina wa mawlana Muhammad.....Ya Allah begitu mulia nya nabi kami...di saat2 trakhir pun..kami masih di pikirkan beliau.

Saturday, January 3, 2015

Doa untuk Tulang rusukmu

Alhamdulillah segala puji bagi Allah.

DO'A UNTUK TULANG RUSUKMU

Sahabatku, Muslimin dan Muslimah yang diberkahi Allah.
Percayalah tulang rusuk itu tak kan tertukar.
Lalu, kenapa kita masih cemas saat ia tak kunjung datang?
Saat Sang Pangeran pujaan hati belum menghampiri
Saat Bidadari yang menawan hati belum menemani
Sabarlah menanti...

Saat orang tua semakin mendesak
Saat Sahabat satu persatu menikah
Saat kerinduan hati semakin membuncah
Saat usia sudah tak bisa lagi dikatakan muda
Percayalah, jodohmu pasti ada.

Mungkin,
Allah ingin kau mendatanginya dalam keyakinan penuh
Dalam penuh harap nan jauh dari angkuh
Tiada gusar apalagi mengeluh.

JANGAN..
Jangan kau gadaikan keimananmu hanya karena ia belum hadir
Jangan kau pertontonkan auratmu hanya agar ia mendekat
Jangan kau obral dirimu hanya agar ia menikahimu.

Yakinlah,
Sebentar lagi ia tiba
Di saat yang tepat
Atau mungkin ia sedang menunggu keberanianmu
Untuk segera menjemputnya.

Do'akan tulang rusukmu dalam kesendirianmu
Siapa tahu iapun sedang mendoakanmu.

Bukankah sangat so sweet ketika dua orang insan sedang berdoa di sepertiga malam akhir di akhir sujudnya meminta kepada Allah agar segera dipertemukan?

Mari panjatkan do'a, untuk Ikhwan juga Akhwat.
"Ya Allah, Kutitipkan dirinya untukku. Perkenankan aku untuk bersamanya dalam jalinan cinta yang diridhoiMu. Pertemukanlah kami sampai ke pelaminan Biarlah kami merajut cinta sampai menapaki SurgaMu. Aamiin"

Friday, January 2, 2015

Move on karena Allah!

Assalamualaikum wr wb.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah.
Sehingga kali ini aku bisa posting lagi. Hehe

MAAF TUK BERPISAH!

Memang berat meninggalkan orang yang pernah kita cintai
Namun lebih berat lagi kalau harus bersamanya tanpa ikatan yang halal.
Memang terasa ada yang kurang saat tak ada lagi sms darinya
Mungkin juga terasa hampa saat tak lagi melihat senyumannya
Namun, kalau itu untuk kemaslahatan kau berdua, kenapa tidak?
Bukankah kalau ia memang jodohmu,
ia akan kembali padamu
Namun tidak dalam keadaan seperti ini.
Saat kau dan ia tak belum bertaubat dan memperbaiki diri.
Saat kau dan dia menikmati hubungan yang tak diridhoiNya
Ikhlaskan dirinya..

Yakinlah tulang rusuk itu tak kan tertukar.
Mulailah dengan mengurangi komunikasi dengannya.
Minimalisir perjumpaan dengannya.
Bukan untuk memutuskan silaturahim, namun ini proses terbaik dalam proses perbaikan diri.

Kembalikan lagi hadiah darinya, atau kau bisa sedekahkan pada orang yang membutuhkannya Itu jauh lebih baik.

Pasti ada godaan untuk kembali menerimanya
Pasti banyak cacian dari sekelilingmu
Tapi tetaplah di jalan kebenaran
Cukuplah Allah yang Maha Tahu kesungguhanmu
Biarlah Dia yang menyeka air matamu
Semoga ia gantikan dengan ganjaran mata air surgaNya
Lalu, fokuskan energi untuk memperbaiki ibadahmu,
juga akhlakmu terhadap kedua orang tuamu.
Lihatlah di sekelilingmu, ada banyak orang yang membutuhkan
perhatian dan kasih sayangmu.
Kenapa tidak kau berikan juga rasa cinta dan sayangmu pada
mereka?

Biarlah Allah yang memertemukanmu dengan jodoh terbaikmu.
Di tempat yang indah, di saat yang berkah. Aamiin Ya Allah

Saat kau dan dirinya sama-sama ingin membangun cinta karenaNya.
Yuk Move ON karena Allah!
Allah bersama orang-orang yang memperbaiki diri. ^_^