Sakaratul Maut adalah pintu saat
seseorang akan pindah alam, dari alam kedua menuju alam ketiga. Alam pertama
adalah ada di dalam rahim ibu, saat manusia ditiupkan ruh pertama kali. Pada
saat itu manusia telah membuat perjanjian dengan Tuhannya. Alam kedua adalah
saat kita dilahirkan oleh Bunda ke dunia fana ini. Di alam kedua inilah kita
akan banyak mengalami ujian dan cobaan untuk menentukan akan kemana kita
setelah menyelesaikan hidup di dunia ini, akan ke Surga atau ke Neraka.
Sakaratul Maut pasti akan datang
pada setiap insan bernyawa, siapapun dia. Tak peduli dia seorang pejabat, raja,
ratu, rakyat jelata, maupun wakil rakyat yang duduk di DPR, baik mereka yang
telah merawat kesehatannya dengan baik maupun yang ceroboh. Sakaratul maut
adalah detik-detik saat ruh dicabut pelan -pelan dari segala penjuru urat
saraf. Proses menuju kematian ini sangat menegangkan dan menyakitkan, bahkan
diibaratkan seperti ditusuk dengan 300 pedang secara bersamaan, atau seperti
tubuh ditanami sebuah pohon berduri dan pohon itu dicabut dengan kuatnya
sehingga sakitnya bagai ada bagian yang ikut kecabut ada yang tertinggal yang
menyangkut di duri.
BEBERAPA GEJALA AKAN TERJADINYA KEMATIAN
Semua yang
hidup pasti akan mati. Seperti apa proses kematian yang nantinya akan dialami
oleh setiap makhluk hidup?
Tidak mudah memang memprediksikan secara
tepat kapan seseorang akan meninggal. Kematian itu sendiri bisa disebabkan
sakit, kecelakaan atau sebab lainnya.
Pada kondisi normal seperti orang
sakit biasanya seseorang akan menunjukkan gejala yang mengindikasikan bahwa
hidupnya akan segera berakhir seperti berikut:
1. Merasa gelisah. Seseorang akan merasa tidak
tenang serta sulit tidur, selain itu dia akan seringkali mengganti posisi saat
tidur karena perasaan gelisah.
2. Menarik diri. Seseorang tidak ingin lagi
terlibat dalam aktifitas sosial ataupun melakukan kegiatan favoritnya.
3. Sering mengantuk. Seseorang akan menghabiskan
lebih banyak waktunya untuk tidur.
4. Kehilangan nafsu makan. Seseorang hanya akan
makan dan minum dalam jumlah sedikit dan berbeda dari biasanya.
5. Mengalami jeda saat bernapas. Hal ini
biasanya terjadi saat seseorang sedang tidur ataupun terjaga.
6. Luka yang sulit sembuh. Luka atau infeksi
yang dialami mengalami kesulitan untuk disembuhkan.
7. Pembengkakan. Pada beberapa orang terjadi
pembengkakan di daerah tangan, kaki atau bagian tubuh lain.
8.
Sesak napas. Seseorang akan mengalami sesak napas atau napasnya kurang dari 12x
/ menit
9.
Denyut nadi lemah. Biasanya orang yang akan meninggal denyut nadinya kurang
dari 60x dalam satu menit
10.
Kulit membiru. Tidak jarang orang yang meninggal sekujur tubuhnya akan membiru
karena kekurangan oksigen di seluruh tubuh.
11.
Matanya membesar. Dalam hal ini yang membesar adalah pupilnya
12.
kejang-kejang. Kejang kejang adalah hal umum yang akan dialami orang yang akan
meninggal disebabkan kurangnya suplai oksigen dalam darah.
PROSES SAKARATUL MAUT
Proses sekarat mulai terjadi ketika tubuh tidak bisa
mendapatkan asupan oksigen yang diperlukan untuk bisa bertahan hidup. Sel yang
berbeda akan memiliki kecepatan kematian yang berbeda pula, sehingga panjangnya
proses seseorang sekarat tergantung pada sel-sel yang kekurangan oksigen ini.
Sedangkan otak memerlukan oksigen dalam jumlah yang besar
dan hanya memiliki sedikit oksigen cadangan. Sehingga jika asupan oksigen
berkurang maka akan mengakibatkan kematian sel dalam waktu 3-7 menit saja.
Beberapa tanda yang ditunjukkan oleh orang yang sekarat
adalah lebih banyak tidur, hal ini untuk menghemat energi yang tinggal tersisa
sedikit di tubuh.
Ketika energi tersebut hilang, maka seseorang akan
kehilangan nafsu untuk makan ataupun minum.
Proses menelan pun menjadi sulit dan mulut akan sangat
kering, sehingga memaksa orang yang sekarat untuk minum akan membuatnya
tersedak.
Selain itu orang yang sekarat akan kehilangan kontrol pada
kandung kemih dan ususnya, sehingga seringkali terlihat mengompol.
Orang akan merasa bingung, gelisah dan tidak tenang karena
tidak dapat bernapas dengan teratur.
Ketika sel-sel di dalam tubuh mulai kehilangan sambungan,
maka akan mengalami kejang otot.
Kematian akan semakin mendekat jika kaki dan tangan terasa
dingin dan mulai sedikit membiru akibat terhentinya aliran darah ke daerah
tersebut. Tapi lama-kelamaan akan semakin menyebar ke bagian tubuh atas seperti
lengan, bibir dan kuku.
Selain itu orang menjadi tidak responsif, meskipun matanya
terbuka tapi memiliki tatapan mata kosong atau tidak melihat sekelilingnya.
Setelah itu pernapasan akan terhenti sama sekali dan diikuti
oleh berhentinya kerja jantung, maka secara klinis orang tersebut sudah mati
karena tidak ada sirkulasi dan cadangan oksigen untuk bisa mencapai sel-sel di
tubuh.
Namun kematian klinis bisa dikembalikan melalui proses CPR
(napas bantuan), transfusi atau ventilator. Tapi jika 4-6 menit setelah
kematian klinis tidak ada perubahan, maka itu artinya jantung sudah tidak bisa
bekerja lagi. Karena jantung sudah tidak bekerja, maka secara otomatis aliran
darah dan oksigen ke seluruh tubuh dan otak juga akan terhenti.
Akibat tidak adanya asupan oksigen dan darah ke otak, maka
dalam hitungan beberapa detik otak juga akan mati dan disitulah akhir dari
perjalanan hidup seorang manusia.
BAGAIMANA MENUNDA KEMATIAN?
Sebelum membahas lebih lanjut, ketahui
dulu. Pahami berikut ini
Kematian
kegagalan oksigenisasi sel, terutama otak dan jantung.
Terlambat 1 menit : Kemungkinan
berhasil 98 dari 100%
Terlambat 4 menit : Kemungkinan
berhasil 50 dari 100%
Terlambat 10 menit : Kemungkinan
berhasil 1 dari 100%
Resusitasi jantung paru (RJP) merupakan merupakan metode untuk
mengembalikan fungsi napas dan atau sirkulasi tubuh yang terhenti. Resusitasi
jantung paru bertujuan menjaga darah dan oksigen tetap beredar ke seluruh
tubuh.
RJP sendiri biasanya dilakukan kepada
orang-orang yang mengalami henti jantung dan atau tidak mampu bernapas dengan
benar. Contoh yang mana RJP diperlukan adalah pada mereka yang tidak bernapas
dengan benar dan atau denyut nadinya terhenti setelah mengalami
kecelakaan, tenggelam, atau serangan jantung.
Male instructor showing CPR on
training doll
Selain itu, RJP juga wajib diberikan
jika orang yang mengalami kecelakaan tidak bergerak atau tidak merespons
tindakan penyadaran yang diberikan orang lain. Untuk melakukan RJP, seseorang
disarankan sudah pernah menjalani pelatihan medis dasar.
Inilah
Tahapan-tahapan Melakukan Resusitasi Jantung Paru
Tahapan melakukan tindakan
penyelamatan melalui RJP disingkat menjadi C-A-B yang merupakan singkatan dari compression,
airways, dan breathing. Compression atau kompresi adalah
tahap menekan dada, selanjutnya airways adalah membuka jalur pernapasan,
dan breathing adalah memberi bantuan napas. berikut tahapan tahapannya:
1. Pastikan lakukan pengamanan area
tempat korban berada dari aneka gangguan yang mungkin bisa datang atau jauh
dari keramaian orang. Kemudian baringkan korban ditempat yang datar dan keras.
2. Periksa juga kesadaran
korban apakah sadar atau tidak sadar,
3. Periksa denyut nadi korban (ada
dibagian leher) namanya nadi karotis
4. Apabila denyut nadi korban tidak
teraba, inilah saatnya melakukan kompresi dada dengan segera.
5. Jangan lupa menghubungi ambulan
gawat darurat di nomor 118 dan polisi 112.
6. Melakukan pertolongan pertama
dengan teknik RJP dimulai dengan melakukan kompresi dada yaitu dengan menekan
dada bagian tengah.
7. Caranya meletakkan salah satu
telapak tangan dibagian tengah dada korban kemudian tangan yang lainnya
ditaruh diatas tangan yang pertama.
8. Kemudian eratkan jari-jari kedua
tangan dan lakukan penekanan dada sedalam 5-6 cm, kemudian lepaskan.
9. Kecepatan penekanan dada tersebut
hingga 100-120 kali setiap menit.
10. Tindakan selanjutnya yaitu
membuka jalan napas, caranya dengan mendongakkan kepala korban, lalu kedua
tangan diletakkan di dahinya. Setelah itu, angkat dagu orang tersebut dengan
lembut untuk membuka saluran pernapasannya atau dengan mengganjal leher korban
dengan benda hingga kepala korban tampak dongak. Pastikan kepala korban
tidak ada bantalan.
11. Selanjutnya melakukan bantuan
pernapasan dari mulut ke mulut. Hal ini bisa dilakukan dengan menjepit
hidung korban, lalu posisikan mulut kita tepat di mulut korban. Tiupkan
napas kita ke dalam mulutnya dan periksa apakah dada korban sudah mengembang
dan mengempis seperti orang bernapas pada umumnya.
12. Pada setiap 30 kali kompresi
dada atau penekanan dada, iringi dengan dua kali bantuan napas. Teknik
pernapasan dari mulut ke mulut sebaiknya hanya dilakukan oleh mereka yang telah
mendapatkan pelatihan khusus. atau bila anda merasa jijik atau tak enak hati,
bisa menggunakan kain kassa /perban atau kain yang tipis diatas mulut korban
kemudian memberikan bantuan napas sebanyak dua kali.
Apabila Anda bukan tenaga kesehatan
dan belum terlatih, lakukan kompresi dada dengan tangan saja (Hands Only
CPR) tanpa pemberian bantuan napas. Kompresi dada terus dilakukan hingga
perangkat gawat darurat atau yang biasa di sebut AED (Automated
External Defibrillator) tiba dan siap digunakan. Kompresi dada juga dapat
dihentikan untuk dialihkan kepada paramedis bila sudah tiba. Selain itu, bila
korban mulai bergerak, kompresi dada juga dapat dihentikan.
Keuntungan
Mampu Melakukan RJP
Karena RJP berperan penting bagi
keberlangsungan hidup seseorang, maka kita wajib mengetahui bagaimana cara
melakukannya. Berikut ini adalah alasan-alasan penting kenapa kita perlu
mempelajari teknik resusitasi jantung paru.
- Mungkin bisa menyelamatkan seseorang dari cedera otak
Salah satu keuntungan kita bisa
melakukan RJP adalah mampu mengurangi risiko korban mengalami cedera otak. Hal
ini sangat mungkin terjadi sebab tindakan pertolongan pertama dengan RJP dapat
menjaga oksigen dan darah tetap beredar di dalam tubuh korban. Pada kondisi
ketika tubuh tidak lagi dilalui suplai oksigen dan darah, maka kemungkinan
terjadinya cedera otak akan sangat tinggi.
- Bisa menyelamatkan nyawa seseorang
Makin cepat sebuah pertolongan
diberikan, maka makin besar kemungkinan seseorang yang mengalami kecelakaan
atau serangan jantung bisa diselamatkan. Jika seseorang mengalami serangan
jantung, maka fungsi jantung untuk memompa darah ke seluruh
tubuh akan terhenti. Jika RJP dilakukan segera setelah kejadian, makin besar
kemungkinan jantung bisa kembali bekerja mengedarkan oksigen dan darah ke
seluruh tubuh. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kemungkinan seseorang untuk
terhindar dari kematian.
- Masih jarang yang bisa melakukan RJP
Jangan terkejut mendapati fakta
bahwa lebih dari separuh pasien yang terkena serangan jantung tidak mendapatkan
pertolongan pertama berupa resusitasi jantung paru. Alasan nomor satu dari
kurangnya hal tersebut adalah banyaknya orang-orang yang belum pernah
mendapatkan pelatihan melakukan RJP. Padahal upaya penyelamatan dengan RJP
mudah untuk dipelajari sekaligus diaplikasikan secara nyata.
- Banyak kejadian serangan jantung di rumah
Salah satu alasan penting lainnya
kenapa kita perlu memiliki bekal yang cukup untuk melakukan RJP adalah
seringnya orang rumah membutuhkan pertolongan. Setidaknya ada 85 persen
serangan jantung terjadi di rumah. Hal tersebut bisa saja menimpa anggota
keluarga kita. Dengan memiliki kemampuan melakukan resusitasi jantung dan paru,
kita bisa berperan dalam menyelamatkan diri orang-orang yang kita cintai.
Meski melakukan pelatihan RJP
dianjurkan, bukan berarti seseorang yang belum melakukan pelatihan khusus tidak
bisa menolong orang dengan cara ini. Kita bisa tetap melakukan kompresi dada
dengan tangan saja (Hands Only CPR) jika ada seseorang yang membutuhkan
pertolongan melalui cara ini hingga bantuan medis datang.
Selama ini, orang-orang takut
melakukan RJP karena merasa tidak memiliki cukup keahlian untuk melakukannya.
Selain itu, ada juga ketakutan akan terkena infeksi jika harus membantu
pernapasan dari mulut ke mulut. Untuk menghindari ketakutan berlebihan akibat
melakukan pernapasan buatan, maka melakukan RJP cukup dengan menekankan tangan
pada dada hingga paramedis tiba.
Melakukan pelatihan resusitasi
jantung paru atau memiliki pengetahuan tentang hal ini sangat penting. Bisa
saja kemampuan sederhana tersebut bermakna sangat dalam bagi kehidupan orang
lain.