Saturday, April 2, 2016

Pertolongan pertama pada serangan jantung

Pertolongan pertama pada serangan jantung 

Serangan jantung adalah kondisi yang membutuhkan penanganan yang cepat dan termasuk salah satu kegawat daruratan medis. Semakin cepat tindakan atau penanganan yang diberikan maka akan semakin besar kemungkinan penderita dapat diselamatkan.
Sebelum mengambil tindakan-tindakan pertolongan, yang paling penting adalah kenali gejala dan pastikan apakah keluhan yang dialami merupakan gejala serangan jantung. Gejala serangan jantung dapat bervariasi, dari derajat yang paling ringan hingga berat. Secara umum, gejala serangan jantung adalah sebagai berikut:
  • Nyeri dada yang bertahan selama beberapa menit (lebih dari 5 menit) atau hilang timbul, keluhan nyeri seperti ditekan atau diremas atau ditusuk. Lokasi nyeri biasanya di kiri atau di tengah dada. Nyeri dada ini sifatnya spesifik, artinya nyeri dengan karakteristik ini hampir selalu timbul pada serangan jantung. Apabila hanya ada satu gejala yang dapat Anda temukan, pastikan keluhan nyeri tersebut ada.
  • Rasa nyeri dapat menjalar atau menjadi rasa tidak nyaman atau kesemutan di bahu, lengan atas, punggung, leher atau bahkan rahang bawah.
  • Sulit bernapas atau napas menjadi pendek.
  • Timbul keringat dingin.
  • Mual, lemah tiba-tiba.
  • Pusing atau kepala terasa ringan.
  • Denyut jantung  menjadi tidak teratur.
Apabila gejala-gejala tersebut Anda temukan pada penderita, maka segeralah lakukan hal-hal berikut:
  1. Dudukkan penderita atau letakkan di posisi yang nyaman bagi penderita. Pastikan penderita dapat bersandar sehingga tidak perlu menyangga beban tubuhnya. Akan tetapi, jangan ambil posisi berbaring karena apabila penderita kehilangan kesadaran, jalan napasnya dapat terganggu.
  2. Panggil bantuan. Hubungi nomor telepon darurat yaitu 118 atau 119 untuk respons cepat ambulans.
  3. Tenangkan pasien, beri kata-kata menyejukkan sambil melonggarkan baju penderita sehingga dapat membantu dirinya bernapas lebih lega.
  4. Tanyakan riwayat kesehatan penderita. Adakah obat jantung yang diresepkan dokter dan biasanya ia minum. Apabila penderita membawa obat gawat daruratnya, bantulah dirinya untuk mengkonsumsi obat tersebut. Pada umumnya obat yang diresepkan dapat berupa aspirin kunyah atau nitrogliserin di bawah lidah. Jangan sekali-sekali memberikan obat pada penderita jantung tanpa mengetahui riwayat penyakitnya atau tanpa resep dari dokter karena hal ini justru dapat memperburuk kondisi jantungnya.
  5. Senantiasa cek kesadaran penderita. Sambil menunggu bantuan datang, pastikan penderita masih dalam keadaan sadar dengan mengajak berbicara. Apabila pasien tiba-tiba jatuh dalam keadaan tidak sadar maka Anda sebaiknya siap melakukan resusitasi jantung paru. Akan tetapi, sebelum melakukan resusitasi seharusnya Anda sudah pernah mengikuti pelatihan pertolongan pertama pada keadaan darurat. Mengingat hal ini, Anda dapat juga menelpon nomor darurat 118 sekali lagi untuk kemudian mendapatkan pengarahan mengenai langkah-langkah resusitasi yang dapat dilakukan. 

Namun tindakan resusitasi jantung paru sebenarnya boleh dilakukan oleh siapa saja asal memahami prosedur tindakan ini.

Resusitasi jantung paru (RJP) merupakan merupakan metode untuk mengembalikan fungsi napas dan atau sirkulasi tubuh yang terhenti. Resusitasi jantung paru bertujuan menjaga darah dan oksigen tetap beredar ke seluruh tubuh.
RJP sendiri biasanya dilakukan kepada orang-orang yang mengalami henti jantung dan atau tidak mampu bernapas dengan benar. Contoh yang mana RJP diperlukan adalah pada mereka yang tidak bernapas dengan benar dan atau denyut nadinya terhenti setelah mengalami kecelakaan, tenggelam, atau serangan jantung.
Male instructor showing CPR on training doll
Male instructor showing CPR on training doll
Selain itu, RJP juga wajib diberikan jika orang yang mengalami kecelakaan tidak bergerak atau tidak merespons tindakan penyadaran yang diberikan orang lain. Untuk melakukan RJP, seseorang disarankan sudah pernah menjalani pelatihan medis dasar.

Inilah Tahapan-tahapan Melakukan Resusitasi Jantung Paru

Tahapan melakukan tindakan penyelamatan melalui RPJ disingkat menjadi C-A-B yang merupakan singkatan dari compression, airways, dan breathing. Compression atau kompresi adalah tahap menekan dada, selanjutnya airways adalah membuka jalur pernapasan, dan breathing adalah memberi bantuan napas. berikut tahapan tahapannya:
1. Pastikan lakukan pengamanan area tempat korban berada dari aneka gangguan yang mungkin bisa datang atau jauh dari keramaian orang. Kemudian baringkan korban ditempat yang datar dan keras.
2.  Periksa juga kesadaran korban apakah sadar atau tidak sadar,
3. Periksa denyut nadi korban (ada dibagian leher) namanya nadi karotis
4. Apabila denyut nadi korban tidak teraba, inilah saatnya melakukan kompresi dada dengan segera.
5. Jangan lupa menghubungi ambulan gawat darurat di nomor 118 dan polisi 112.
6. Melakukan pertolongan pertama dengan teknik RJP dimulai dengan melakukan kompresi dada yaitu dengan menekan  dada bagian tengah.
7. Caranya meletakkan salah satu telapak tangan dibagian tengah dada korban kemudian tangan yang lainnya ditaruh diatas tangan yang pertama.
8. Kemudian eratkan jari-jari kedua tangan dan lakukan penekanan dada sedalam 5-6 cm, kemudian lepaskan.
9. Kecepatan penekanan dada tersebut hingga 100-120 kali setiap menit.
10. Tindakan selanjutnya yaitu membuka jalan napas, caranya dengan mendongakkan kepala korban, lalu kedua tangan diletakkan di dahinya. Setelah itu, angkat dagu orang tersebut dengan lembut untuk membuka saluran pernapasannya atau dengan mengganjal leher korban dengan benda hingga kepala korban tampak dongak. Pastikan kepala korban tidak ada bantalan.
11. Selanjutnya melakukan bantuan pernapasan dari mulut ke mulut. Hal ini bisa dilakukan dengan menjepit hidung korban, lalu posisikan mulut kita tepat di mulut korban. Tiupkan napas kita ke dalam mulutnya dan periksa apakah dada korban sudah mengembang dan mengempis seperti orang bernapas pada umumnya.
12. Pada setiap 30 kali kompresi dada atau penekanan dada, iringi dengan dua kali bantuan napas. Teknik pernapasan dari mulut ke mulut sebaiknya hanya dilakukan oleh mereka yang telah mendapatkan pelatihan khusus. atau bila anda merasa jijik atau tak enak hati, bisa menggunakan kain kassa /perban atau kain yang tipis diatas mulut korban kemudian memberikan bantuan napas sebanyak dua kali.

Apabila Anda bukan tenaga kesehatan dan belum terlatih, lakukan kompresi dada dengan tangan saja (Hands Only CPR) tanpa pemberian bantuan napas. Kompresi dada terus dilakukan hingga  perangkat gawat darurat atau yang biasa di sebut AED (Automated External Defibrillator) tiba dan siap digunakan. Kompresi dada juga dapat dihentikan untuk dialihkan kepada paramedis bila sudah tiba. Selain itu, bila korban mulai bergerak, kompresi dada juga dapat dihentikan.

Keuntungan Mampu Melakukan RJP

Karena RJP berperan penting bagi keberlangsungan hidup seseorang, maka kita wajib mengetahui bagaimana cara melakukannya. Berikut ini adalah alasan-alasan penting kenapa kita perlu mempelajari teknik resusitasi jantung paru.
  • Mungkin bisa menyelamatkan seseorang dari cedera otak
Salah satu keuntungan kita bisa melakukan RJP adalah mampu mengurangi risiko korban mengalami cedera otak. Hal ini sangat mungkin terjadi sebab tindakan pertolongan pertama dengan RJP dapat menjaga oksigen dan darah tetap beredar di dalam tubuh korban. Pada kondisi ketika tubuh tidak lagi dilalui suplai oksigen dan darah, maka kemungkinan terjadinya cedera otak akan sangat tinggi.
  • Bisa menyelamatkan nyawa seseorang
Makin cepat sebuah pertolongan diberikan, maka makin besar kemungkinan seseorang yang mengalami kecelakaan atau serangan jantung bisa diselamatkan. Jika seseorang mengalami serangan jantung, maka fungsi jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh akan terhenti. Jika RJP dilakukan segera setelah kejadian, makin besar kemungkinan jantung bisa kembali bekerja mengedarkan oksigen dan darah ke seluruh tubuh. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terhindar dari kematian.
  • Masih jarang yang bisa melakukan RJP
Jangan terkejut mendapati fakta bahwa lebih dari separuh pasien yang terkena serangan jantung tidak mendapatkan pertolongan pertama berupa resusitasi jantung paru. Alasan nomor satu dari kurangnya hal tersebut adalah banyaknya orang-orang yang belum pernah mendapatkan pelatihan melakukan RJP. Padahal upaya penyelamatan dengan RJP mudah untuk dipelajari sekaligus diaplikasikan secara nyata.
  • Banyak kejadian serangan jantung di rumah
Salah satu alasan penting lainnya kenapa kita perlu memiliki bekal yang cukup untuk melakukan RJP adalah seringnya orang rumah membutuhkan pertolongan. Setidaknya ada 85 persen serangan jantung terjadi di rumah. Hal tersebut bisa saja menimpa anggota keluarga kita. Dengan memiliki kemampuan melakukan resusitasi jantung dan paru, kita bisa berperan dalam menyelamatkan diri orang-orang yang kita cintai.

Meski melakukan pelatihan RJP dianjurkan, bukan berarti seseorang yang belum melakukan pelatihan khusus tidak bisa menolong orang dengan cara ini. Kita bisa tetap melakukan kompresi dada dengan tangan saja (Hands Only CPR) jika ada seseorang yang membutuhkan pertolongan melalui cara ini hingga bantuan medis datang.
Selama ini, orang-orang takut melakukan RJP karena merasa tidak memiliki cukup keahlian untuk melakukannya. Selain itu, ada juga ketakutan akan terkena infeksi jika harus membantu pernapasan dari mulut ke mulut. Untuk menghindari ketakutan berlebihan akibat melakukan pernapasan buatan, maka melakukan RJP cukup dengan menekankan tangan pada dada hingga paramedis tiba.
Melakukan pelatihan resusitasi jantung paru atau memiliki pengetahuan tentang hal ini sangat penting. Bisa saja kemampuan sederhana tersebut bermakna sangat dalam bagi kehidupan orang lain.

No comments:

Post a Comment