Tuesday, April 12, 2016

Jerawat tingkatkan resiko kanker?

Jerawat ternyata tak hanya mengganggu penampilan terutama Wanita dan Pria. Menurut studi terkini, jerawat bisa meningkatkan risiko kanker yang diidap seseorang di kemudian hari. 

Menurut peneliti Brian Hovath, kondisi hormon berlebih saat seseorang berjerawat dapat meningkatkan risiko munculnya kanker kulit atau melanoma yang sangat mematikan. Oleh karena itu, ia mewanti-wanti para pemilik jerawat untuk mencapai keseimbangan hormonnya sehingga risiko kanker kulit bisa diminimalisir.

"Munculnya jerawat seringkali dipengaruhi oleh ketidakseimbangan hormon. Jadi, ketika berjerawat maka Anda mengalami kelebihan hormon dan harus segera mewaspadai kanker," ujar Horvath.

Untuk mendapatkan temuan ini Horvath menganalisis kelompok berisi 100.000 orang sejak 1989. Responden dicatat riwayat jerawat yang dimiliki sejak remaja dan kondisi kelainan kulit lainnya yang mungkin diidap, seperti tumor jinak atau bisul.

"Dari 100.000 responden yang diteliti, 350 di antaranya mengidap kanker melanoma," kata Horvath.

Allison Santhouse selaku asisten dokter di New York Dermatology Center setuju bahwa dalam beberapa kasus, kelebihan hormon dapat merangsang dan mengubah tampilan tahi lalat menjadi sebuah kanker.

"Memang, seseorang yang memiliki tahi lalat berisiko lebih tinggi mengembangkan melanoma di masa depan. Jadi, memiliki riwayat jerawat mungkin juga mengalami peningkatan jumlah tahi lalat dan berisiko tinggi berubah menjadi kanker," jelasnya. 

Untuk itulah ia meminta kaum perempuan untuk waspada dan memperhatikan perubahan kondisi kulitnya.

"Siapapun yang mengalami peningkatan jumlah tahi lalat sebaiknya memeriksakan kondisi kulitnya setiap enam sampai delapan bulan sekali untuk mengetahui risiko kanker yang mungkin dimiliki," imbuhnya.

Santhouse juga menggarisbawahi pentingnya perlindungan kulit dari paparan sinar matahari, utamanya dengan menggunakan tabir surya SPF 30. 

No comments:

Post a Comment